KRISTIN OKTAVIANI

KRISTIN OKTAVIANI
WELCOME IN MY BLOG

Jumat, 06 Januari 2012

Makalah Agama


Allah Menjunjung Martabat Manusia

            Martabat manusia didasari dengan Kitab Suci  dalam Kej 1 : 27, dikatakan bahwa “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. Manusia adalah puncak dari segala ciptaan yang mempunyai hubungan khusus dengan penciptanya. Manusia memiliki martabat yang luhur karena manusia merupakan mahkota ciptaan yang merupakan mediator atau penghubung antara Allah dengan makhluk ciptaan lain. Allah sangat menyayangi manusia hal itu terbukti dengan ditempatkannnya manusia pertama di dalam Taman Firdaus yang menunjukkan adanya hubungan baik antara Allah dengan manusia.
          Pertama, manusia itu dianggap agung oleh Allah, yaitu makhluk yang dimuliakan. Bahkan agama-agama di dunia ini mengakui bahwa memang manusia itu adalah makhluk yang mulia. Karena itu tidak heran jika manusia itu terhilang maka Allah mencarinya. Semua orang pasti setuju kalau sesuatu yang sangat berharga itu hilang, maka pastilah kita mencarinya sampai barang tersebut ditemukan. Yesus sampai mati untuk menemukan jiwa-jiwa dan itu mengungkapkan kebenaran bahwa Allah mengasihi manusia.
          Kedua, manusia itu diperhatikan oleh Allah. Allah tidak akan membiarkan makhluk ciptaannya tersesat dalam dosa dan hilang dari-Nya.
          Ketiga, manusia itu didatangi setiap pagi. Melihat bagaimana Yesus mempunyai kebiasaan pada pagi hari untuk berdoa. Alkitab berkata, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Markus 1:35). Nabi Zefanya berkata, “Tetapi TUHAN adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu” (Zefanya 3:5).
          Dalam tindakan moralnya, tampaklah martabat manusia yang dimilikinya. Manusia diwajibkan untuk memepertanggungjawabkan semua tindakannya dan dan prilakunya kepada sang penciptanya.          Allah tidak pernah melarang seseorang menjadi kaya atau hidup dengan banyak harta, tapi tentulah Allah tidak akan suka jika manusia diperbudak oleh hartanya dimana manusia yang memliki harta berlebih tidak mau memperdulikan kehidupan orang lain disekelilingnya.
          Namun dalam beberapa kondisi, manusia cenderung mengarah ke individualisme dimana setiap orang secara egois hanya mau memperhatikan kepentingannya sendiri, tanpa peduli akibat dari tindakannya kepada orang lain. Pada kenyataannya di jaman ini, makin banyak orang tergoda untuk konsumtif, jadi bulan-bulanan bunga utang, tak mampu membayar tagihan, dikejar-kejar debt collector atau rentenir, sehingga terbirit-birit menghubungi biro jasa yang mengurus reschedule atau pelunasan utang. Seringkali prosesnya tak lurus-lurus saja, sebab jika si penagih utang melakukan cara-cara kekerasan, korbanpun berjatuhan. Ada nasabah yang mati kena serangan jantung ketika ditagih utang, belum termasuk yang stres, panik dan terpaksa bersembunyi atau menghilang.
          Memperhatikan kesemuanya, akan baik jika kita bertanya: inikah kesejatian kehidupan? Hidup macam apa jika orang merasa cemas, ketakutan, mengalami kekerasan, bahkan begitu dekat dengan kematian? Apakah aktivitas ekonomi sudah begitu memperbudak sehingga kita tak lagi berdaya? Benarkah saat ini martabat manusia seakan dipertaruhkan dan dipertanyakan ?
          Manusia harusnya menyadari bahwa Allah menciptakan manusia agar manusia dapt mencintai dan dicintai. Dengan demikian, manusia dapat berkembang menjadi manusia sebagai makhluk sosial yang tahu mencintai sesama dan turut perduli dalam memerhatikan kesejahteraan dan kehidupan orang lain.
          Untuk dapat menjadi manusia bermartabat yang seutuhnya, manusia haruslah melepaskan atau memasrahkan dirinya seutuhnya secara mutlak kepada Allah. Dengan menyerahkan dirinya secara utuh kepada Allah, maka ia bukan kehilangan dirinya maupun kebebasannya, manusia tersebut malah akan sungguh menjadi dirinya sendiri dan mengalami hidup yang membahagiakan karena ia dengan tulus menyerahkan dirinya secara utuh kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Kalau boleh sombong,,,aku cukup cantik,,gak pelit,,suka berteman dengan sapa aja... Kalau mau tau aku selebihnya,,kenalan aja sama aku....